Siak | Riauindependen.co.id | Festival Lampu Colok kembali digelar di Kecamatan Siak pada malam 27 Ramadan, memperlihatkan tradisi unik yang telah diwariskan secara turun-temurun dalam budaya masyarakat Melayu Riau. Acara ini bukan sekadar perlombaan, tetapi juga bentuk syiar Islam dan pelestarian budaya lokal yang bernilai tinggi.
Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Siak, Fauzi Asni, dalam sambutannya saat membuka Festival Lampu Colok Tingkat Kecamatan Siak menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki makna mendalam bagi masyarakat.
“Tujuan utama festival lampu colok ini bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga sebagai bentuk syiar Islam dan upaya melestarikan tradisi Melayu. Ini adalah khazanah budaya yang harus terus dijaga dan diperkenalkan kepada masyarakat luas,” ujar Fauzi di Lapangan Bola, Samping SMAN 1 Siak, Rabu malam (27/3/2025).
Ia berharap jumlah peserta semakin meningkat di tahun-tahun mendatang, serta kreativitas dalam menampilkan motif lampu colok semakin berkembang.
“Tradisi pencahayaan ini biasanya diperingati pada malam 27 Ramadan atau dikenal dengan istilah ‘malam 27 likur’ atau ‘Pitulikur’. Pada malam ini, lampu colok yang telah didesain dengan berbagai bentuk dinyalakan, menciptakan suasana khas Ramadan,” tambahnya.
Camat Siak, selaku penyelenggara acara, menegaskan bahwa festival ini lebih dari sekadar ajang perlombaan.
“Festival ini adalah kesempatan untuk mempererat kebersamaan di tengah masyarakat sekaligus menjaga tradisi yang telah ada sejak lama. Setiap tahunnya, kegiatan ini terus berkembang, tidak hanya sebagai wadah kreativitas tetapi juga sebagai sarana memperkuat silaturahmi dan memperkuat nilai-nilai Islam di bulan suci Ramadan,” jelasnya.
Antusiasme masyarakat terlihat tinggi. Dari pantauan di lapangan, warga Kota Siak berbondong-bondong menyaksikan keindahan pencahayaan lampu colok. Tak jarang, pengguna jalan berhenti sejenak untuk menikmati suasana dan mengabadikannya dalam foto.
Festival yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kecamatan Siak ini diikuti oleh enam kampung dan kelurahan, yang menampilkan berbagai bentuk dan konsep lampu colok, terutama dengan desain bernuansa masjid. Sebagai apresiasi, panitia menyediakan hadiah dengan total nilai sebesar Rp50 juta bagi para pemenang.
Dengan terselenggaranya festival ini, diharapkan tradisi lampu colok di Siak terus lestari dan semakin dikenal luas, baik oleh masyarakat lokal maupun wisatawan.***/red









